PUISI NENI YULIANTI DI CAKRA BANGSA TAHUN 2018 MUNAJAT PERAWAN SUNTI Karya Neni Yulianti Di gigir tambak udang, ia mensesap udara dingin bercampur asin didekap debu penuh kelesik sambil menimang cahaya karam di ujung sabit doa doa dilebur pada matanya yang kuyup. Angin bertiup dari langit rendah, menyapa kapal pewaris keringat bapaknya di tujuh mata air Gunung Jati, ibu-ibu memandikan perawannya "Kau harus suci benar, sebelum malam menjelmakanmu ratu." "Kupas biji padi lewat bibirmu dan pisahkan dari satu ke lainnya." Imbuhnya. Tak ada jawab tapi angin mulai terkendali malam Mulud di ujung purnama sesaji dihidangkan bersama bulir padi Perawan Sunti sekuning warna tubuhnya yang jelita kerak pewaris darah tanah Caruban seperti hujan mata tombak menuju pemberkatan Gong Sekati. Bila waktu menjadikan mahkotamu adalah pengabdian yang merayap ke hulu kota di mana perih dan sesungging senyum kau timang dalam keropak tua yang berjejer di lumbung sejarah. Cirebon, 26 Mei