Postingan

NENI YULIANTI DAN FORUM LINGKAR PENA JAWA BARAT

Gambar
NENI YULIANTI bersama Pimpinan Redaksi Fajar Cirebon dan Pengurus FLP Jawa Barat pada tahun 2019. Akun Social Media Neni Yulianti: https://linktr.ee/NeniYulianti

NENI YULIANTI PUISI BANGKA POS (Anak-Anak Puisi)

Gambar
Puisi Lama...  Bangka Pos 15 September 2019.  Terima Kasih atas infonya Miftachur Rozak dari Sastra Minggu..   ANAK-ANAK PUISI Karya Neni Yulianti Kukawinkan kata-kata bertabur bunga di sela udara menghidupkan gairah tumbuh dalam rahim puisi.  Tanpa ibu puisi, aku tak berbiak sebab ibu selalu mendongeng hikayat tentang kegagahan matahari  yang dipikul bapak. Malam pengantin menjadi permata dengan mahar yang disulam kata-kata  cukup air tebu diteteskan di ujung kalimat hingga terasa nikmat; sangat memikat.  Tunai sudah perjamuan sukma yang dimurnikan ribuan cahaya kemudian anak-anak puisi terlahir sebagai perjalanan takdir  sepasang jiwa bebas terbang bersama sayap cinta ampuh mengobati luka segala duka. Cirebon, 18 Agustus  2019. Puisi Neni Yulianti Bangka Pos 15 Desember 2019. Akun Social Media Neni Yulianti: https://linktr.ee/NeniYulianti

NENI YULIANTI, PUISI FAJAR CIREBON 2 FEBRUARI 2019

Gambar
PUISI NENI YULIANTI DI FAJAR CIREBON TAHUN 2019 Akun Social Media Neni Yulianti: https://linktr.ee/NeniYulianti

PUISI KARYA NENI YULIANTI

Gambar
PUISI NENI YULIANTI HARIAN UMUM FAJAR CIREBON EDISI 26 JANUARI 2019. Akun Social Media Neni Yulianti: https://linktr.ee/NeniYulianti

Neni Yulianti Puisinya di Pikiran Rakyat 17 Oktober 2020 (Rindu Biru Matamu, Firasat Seorang Penyair, Udara Basah, dan Api yang Nyala di Matamu)

Gambar
Puisi Neni Yulianti di koran Pikiran Rakyat tanggal 17 Oktober 2020 (Udara Basah, Firasat Seorang Penyair, dan Api yang Nyala di Matamu).  Terima kasih Pikiran Rakyat. Terima kasih Pak Gandi Sugandi telah direpotkan oleh saya untuk mengirimkan langsung korannya dari Bandung ke Cirebon karena saya belum sempat mencari korannya. Jazakallah...   RINDU BIRU MATAMU Karya Neni Yulianti Angin Malaka membawa gemuruh rindu pada mata lautmu yang biru ada debar liar berlari cepat  ke catatan sajakku. Gelombang tenang meluruhkan sampah pikiran pasir putih dan indahnya karang  menambah daftar wisata Tanjungpinang  lekat di ingatan pendatang untuk merekam kenangan yang meriang lidah menyentuh otak-otak dan gonggong serasa nikmat dan tak mampu melaknat dari asinnya hidup berbalur garam. Di pantai Trikora, aku tak mampu melepas tubuh dari lanskap pasir yang berbisik pelan hingga kakiku meninggalkan cetakan kenangan naik pompong dengan senyuman. Kau tahu, aku ta...

NENI YULIANTI, PUISI DALAM KORAN CAKRA INDRAMAYU (MUNAJAT PERAWAN SUNTI, BULAN PUTIH, SEBELUM AKU PERGI)

Gambar
PUISI NENI YULIANTI DI CAKRA BANGSA TAHUN 2018 MUNAJAT PERAWAN SUNTI Karya Neni Yulianti Di gigir tambak udang, ia mensesap udara dingin bercampur asin  didekap debu penuh kelesik sambil menimang cahaya karam di ujung sabit doa doa dilebur pada matanya yang kuyup.  Angin bertiup dari langit rendah, menyapa kapal pewaris keringat bapaknya di tujuh mata air Gunung Jati, ibu-ibu memandikan perawannya "Kau harus suci benar, sebelum malam menjelmakanmu ratu." "Kupas biji padi lewat bibirmu dan pisahkan dari satu ke lainnya." Imbuhnya. Tak ada jawab tapi angin mulai terkendali malam Mulud di ujung purnama sesaji dihidangkan bersama bulir padi Perawan Sunti sekuning warna tubuhnya yang jelita kerak pewaris darah tanah Caruban seperti hujan mata tombak menuju  pemberkatan Gong Sekati. Bila waktu menjadikan mahkotamu adalah pengabdian yang merayap ke hulu kota di mana perih dan sesungging senyum kau timang dalam keropak tua yang berjejer di lumbung sejarah. Cirebon, 26 Mei...