NENI YULIANTI DALAM KUMPULAN PUISI KELANA

NENI YULIANTI adalah penyair perempuan Cirebon yang memiliki karakter kuat. Terutama dalam buku antologi ini yang mengangkat nilai-nilai tradisi sejarah di daerahnya. Tampaknya ada pergulatan yang dalam dan tajam. Bagaimana Neni mencoba mengangkat nilai-nilai sejarah itu, tanpa mengurangi nilai estetik yang dimiliki selama proses kreatifnya. (Nunung Noor El Niel, penyair Bali) 

Saya selalu menyambut baik puisi-puisi yang mengandung kearifan lokal, terlebih jika ditulis oleh penyair yang lahir dan besar di kampung halamannya. Neni Yulianti telah menghikmati jalan indah itu, menghamparkan cakrawala Cirebon dari sayatan sejarah panjang, lebar, dan dalam. Ikon-ikon legendaris dalam himpunan puisi ini merefleksikan kekentalan darahnya, seolah menyerukan: ini aku, ini milikku, dan aku bagian dari hikayat yang diingat banyak orang. Ini tahap permulaan, karena sumur Cai Rebon masih dalam dan langitnya terbentang luas – di sana terdapat makrifat sang Sunan dan mega mendung yang melayang-layang. Dengan menyesap sirop Tjampolay, puisi-puisi bak lukisan kaca ini patut kita simak sembari memandang jauh ke arah Linggarjati. 
(Kurnia Effendi penyair dan cerpenis, redaktur majalah sastra Majas) 

Penulis berusaha menggali akar kearifan lokal yang dihidupinya lalu menepi sejenak merefleksikan dalam ruang waktu. Tampak dari nilai-nilai budaya yang menguar dalam lima puluh tujuh puisi di buku ini. Nilai-nilai tentang cinta, kasih, dan harapan. Tersirat juga kesan sang penulis ingin keluar dari habitat intiusi dan proses kreatifnya untuk menempuh jalan baru kepenyairannya (Martin Da Silva, penyair Flores dan pengelola Tungku Sastra).

Penyair Neni Yulianti begitu gigih mengeksplorasi bagian sejarah yang menjadi golak dan gelegak batinnya dengan pengungkapan yang unik dan segar. Ia berupaya menampilkan gambaran sejarah lewat bahasa puisi dengan mencoba susunan kalimat yang berbeda dari puisi yang sudah ada. Dan ini memang tugas penyair, mencari gaya ucap dan cara pengungkapan yang berbeda dengan puisi-puisi yang sudah ada sebelumnya (Budhi Setyawan, penyair, pengelola Forum Sastra Bekasi dan Kelas Puisi Bekasi).

Akun Social Media Neni Yulianti:

Comments

Popular posts from this blog

RIRI SATRIA DALAM BUKU SATRIA SETENGAH ABAD PERJALANAN SANG POLYMATH

NENI YULIANTI, PUISI DALAM KORAN CAKRA INDRAMAYU (MUNAJAT PERAWAN SUNTI, BULAN PUTIH, SEBELUM AKU PERGI)

Install dan Mengaktifkan Bandicam Tanpa Watermark