Postingan

NENI YULIANTI DALAM KUMPULAN PUISI KELANA

Gambar
NENI YULIANTI adalah penyair perempuan Cirebon yang memiliki karakter kuat. Terutama dalam buku antologi ini yang mengangkat nilai-nilai tradisi sejarah di daerahnya. Tampaknya ada pergulatan yang dalam dan tajam. Bagaimana Neni mencoba mengangkat nilai-nilai sejarah itu, tanpa mengurangi nilai estetik yang dimiliki selama proses kreatifnya. ( Nunung Noor El Niel, penyair Bali)  Saya selalu menyambut baik puisi-puisi yang mengandung kearifan lokal, terlebih jika ditulis oleh penyair yang lahir dan besar di kampung halamannya. Neni Yulianti telah menghikmati jalan indah itu, menghamparkan cakrawala Cirebon dari sayatan sejarah panjang, lebar, dan dalam. Ikon-ikon legendaris dalam himpunan puisi ini merefleksikan kekentalan darahnya, seolah menyerukan: ini aku, ini milikku, dan aku bagian dari hikayat yang diingat banyak orang. Ini tahap permulaan, karena sumur Cai Rebon masih dalam dan langitnya terbentang luas – di sana terdapat makrifat sang Sunan dan mega mendung yang...

Neni Yulianti Berkolaborasi dengan Shiny El Poesha dalam Diskusi Sastra Kearifan Lokal dan Khasanah Dunia (Buku Kelana dan Bidadari Masehi)

Gambar
Neni Yulianti dari Dapur Sastra Jakarta dan PDS Cirebon berkolaborasi dengan Shiny El'Poesha dari Dapur Sastra Jakarta di Gedung Dewan Kesenian Mama Soegra Indramayu pada tanggal 29 Agustus 2020. Acara ini diikuti banyak Seniman dan Sastrawan termasuk Minanto Pemenang Lomba Dewan Kesenian Jakarta 2019. Acara Diskusi Sastra ini digagasi oleh Nana Sastrawan yang bergiat di Yayasan Hari Puisi Indonesia Jakarta. Akun Social Media Neni Yulianti: https://linktr.ee/NeniYulianti

NENI YULIANTI PUISI CAKRA BANGSA (Secangkir Kenangan Dalam Kopimu, Embun yang Menetes di Matamu, dan Hutan di Dadamu)

Gambar
Redaktur: Neni... kirim puisi untuk edisi esok ya Neni : Saya belum ada puisi yang bagus, Pak. Akhirnya saya kirim juga puisi cinta yang inspirasinya lebih gampang dibandingkan sejarah yang perlu ada data akurat. Puisi Imajinasi saya di Cakra Bangsa edisi 3 April 2020. Saya nulisnya buru-buru. Biodata pun pakai biodata lama yang ada typo kata beberapa harusnya berbagai. Tiga naskah saya yang masuk dari lima naskah yang dikirim: SECANGKIR KENANGAN DALAM KOPIMU Karya Neni Yulianti Telah kauteguk kenangan pelan-pelan ke dalam secangkir kopi yang kaupesan di kafe Amerika telah menembus dadaku. Sedikit pahit menyentuh bibir tipis sebelum warna gincu itu memudar dua jam yang lalu. Kau bilang banyak hantu melekat di tembok-tembok bisu karena itu, secangkir kopi menemani hingga angka pada jam terlepas sendiri. “Kopi itu candu, dan menyesapnya adalah rindu,” katamu dengan tinta merah menempel di wajah bercampur aroma pekat menyebar ke udara ada beribu kenangan...

NENI YULIANTI, PUISI FAJAR CIREBON 30 MARET 2019 (Anak-anak Batu)

Gambar
ANAK-ANAK BATU Karya Neni Yulianti Sungguh ngilu mataku, ketika ibu melahirkan batu-batu bunga api tersulam dari tangan-tangan kotor mengoyak lambung ibu mempreteli rahang dan mengeruk jeroannya hingga berlendir. Nasib ibu kini lumpuh 34 tanah ingatan di sepanjang khatulistiwa menaburkan serpihan cermin retak  di permukaan menjelma sungai pembatas di antara plural dan anti plural. Anak-anak batu busungkan dada memamerkan lalu memajangnya di etalase kota-kota dunia "ini ibu kami dengan sejuta pesona, siapa pun boleh menyentuhnya" mereka lupa, anak-anak batu diperdaya sejak berabad-abad dipeluk budaya kolonial asing hingga tumbuh egosentris di tubuh dan saling palingkan wajah. Perlahan bulu garuda rontok tersengat matahari aku bergeming, lalu bertanya pada angin "siapa yang pecahkan cermin?" Entah, "apa karena mereka lupa jika terlahir sungsang?" hujan tumpah di rahim bumi. Cirebon, 14 Desember 2017. (Fajar Cirebon Januari 20...

ARAKUNDOE DALAM PUISI PILO POLY

Gambar
ARAKUNDOE ALBUM PUISI PILO POLY YANG KAYA DENGAN SEJARAH DAN BUDAYA INDONESIA, SERTA ROMANTISME TERHADAP TUHAN DAN MANUSIA. Oleh Neni Yulianti (Cirebon) Membaca puisi Arakundoe dalam album puisi Pilo Poly sangat membuat saya tertarik dengan melihat judulnya yang unik "Arakundoe", saya lantas googling apa itu Arakundoe yang memang saya sendiri masih awam dengan judul tersebut. Ternyata Arakundoe adalah sebuah peristiwa pembantaian sipil yang dilakukan oleh aparat keamanan yang terjadi pada tanggal 4 Februari 1999 di Idi Cut, Aceh, Indonesia yang telah menewaskan 7 orang dan melukai ratusan orang lainnya dan jenazah korban tersebut telah diceburkan di sungai yang bernama Arakundoe. ARAKUNDOE Yang tak berhenti, adalah bunyi suara malam di Arakundoe. Malam keluar dari dirinya sendiri, ingin Menjelma menjadi yang lain, yang mampu menenangkan Betapa risaunya magrib menyambut kengerian Sungai-sungai juga buru-buru keluar dari ceruk lumpur, tempat aduh dan deraja...

NENI YULIANTI PUISI FAJAR CIREBON 23 MARET 2018 (Garam di Matanya)

Gambar
PUISI NENI YULIANTI FAJAR CIREBON, 23 MARET 2018 GARAM DI MATANYA Karya Neni Yulianti Ia menumbuk garam di matanya di sudut dapur menggenggam sekepul asap lalu diluruhkan sejuta bunga api yang lindap  rumput liar pun terbakar dan daun kaca pun bergetar Ia melihat dari dua sisi  tentang matahari yang tercelup  atau sekumpulan diorama bercengkerama  pada lontaran usang ini hanyalah angin yang berderit sekedar lolongan di bawah langit Ia mengunyah mimpi dengan aroma legam di tubuhnya Kini, pisau waktu lamat-lamat mengiris hari dengan ranah tak bernada Ya, di balik pintu itu Ia tetap menumbuk garam di matanya.  Cirebon, 31 Maret 2018. Akun Social Media Neni Yulianti: https://linktr.ee/NeniYulianti

NENI YULIANTI PUISI FAJAR CIREBON 2 MARET 2019 PEREMPUAN HUJAN MERINDUKAN BULAN

Gambar
Puisi Neni Yulianti di Fajar Cirebon tahun 2019. Akun Social Media Neni Yulianti: https://linktr.ee/NeniYulianti